Situasi Mendesak di RSUD Palabuhanratu, Pasien Peninatologi Butuh Penanganan Segera

Mata Sosial Indonesia

SUKABUMI, – Dalam sebuah situasi yang sangat memprihatinkan, Siska Siti Hajar, seorang bayi yang dirawat di Ruang Peninatologi RSUD Palabuhanratu, membutuhkan penanganan medis segera di Rumah Sakit Tipe A. Berdasarkan hasil diagnosa, Siska menderita RDS (Respiratory Distress Syndrome) dan beberapa kondisi kongenital yang memerlukan perhatian intensif.

Orang tua Siska, Jajang (33), warga Kampung Cikeong, Desa Cimanggu, Kecamatan Palabuhanratu, mengungkapkan keprihatinan mendalam. “Putri kami masuk ruang anak di RSUD Palabuhanratu sejak 10 Desember 2024. Sampai hari ini, 30 Desember 2024, sudah 20 hari, namun belum juga mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Tipe A. Kondisi putri kami sangat mengkhawatirkan, karena ditempatkan pada alat incubator dan kondisinya belum ada perkembangan membaik,” ujarnya dengan nada putus asa, 30 Desember 2024.

Dalam pernyataannya, Jajang menambahkan, “Berdasarkan informasi dari pihak RSUD Palabuhanratu, pasien harus dirujuk ke Rumah Sakit Tipe A. Namun sampai saat ini, rujukan tersebut belum juga didapat.” Ibu Siska, Siti Nurbayani (37), juga berharap agar segera mendapatkan rujukan dan tempat di Rumah Sakit Tipe A.

Manajemen BLUD RSUD Palabuhanratu, melalui Humas, Billy Agustina, mengonfirmasi bahwa pasien tersebut sedang dalam penanganan di Ruang Peninatologi. “Kami sudah mencoba merujuk kepada semua Rumah Sakit Tipe A, namun hingga saat ini belum ada pihak yang merespon dengan alasan belum ada ruang kosong,” jelasnya.

Aktivis dari Lembaga Bantuan Hukum Damar Keadilan Rakyat (LBH-DKR), Nurul Widaningsih, juga menyatakan kepeduliannya terhadap situasi ini. “Kami prihatin atas sulitnya pasien mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Tipe A, padahal kondisi pasien sangat memerlukan penanganan yang lebih intensif,” ungkapnya. Ia menekankan pentingnya perhatian serius dari lembaga pelayanan publik terkait, mengingat ini menyangkut nyawa dan hak dasar manusia.

“Kami mendesak pihak terkait untuk segera mengambil langkah cepat demi menyelamatkan pasien yang membutuhkan hak perawatan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,” imbuhnya.

Dengan segala harapan, masyarakat dan berbagai pihak menginginkan agar Siska segera mendapatkan penanganan yang layak dan menyelamatkan nyawanya. Keterlambatan dalam penanganan medis bukan hanya menjadi masalah individu, tetapi juga mencerminkan tantangan yang lebih besar dalam sistem kesehatan di daerah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *