Jakarta, – Dalam dunia yang semakin cepat berputar, pemahaman tentang waktu dan peradaban menjadi sangat penting. Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro mengajak kita untuk menjelajahi kekayaan sejarah kalender dari berbagai belahan dunia. dirinya memnyampaikan informasi yang mendalam mengenai berbagai sistem penanggalan, tetapi juga mengungkapkan makna dan fungsi di balik setiap kalender tersebut.
Menurut Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro, Kalender Kibti/Qibti adalah kalender Bangsa Mesir, dan saat ini masih terpakai secara rahasia oleh supranaturalis Islam Indonesia. Kalender ini punya banyak fungsi, yaitu untuk mengetahui kapan seseorang wafat, lahir, sembuh dan sebagainya.
Dari kalender kuno Mesir hingga kalender modern Jepang, Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro membahas dengan detail setiap sistem penanggalan yang pernah ada. Di antaranya, ia menjelaskan mengenai:
Kalender Jepang: Sampai akhir tahun ke-5 zaman Meiji atau sekitar 1872, Jepang masih menggunakan Kalender Tempō (Temporeki). Lantas Jepang menggunakan sistem Kalender Gregorian sejak tahun ke-6 zaman Meiji atau 1 Januari 1873.
Kalender Maya: Kalender Maya merupakan sistem kalender yang disusun oleh sebuah peradaban yang dikenal dengan nama Maya. Kalender ini diciptakan pada masa Baktun ke-6 (sekitar tahun 747-353 SM).
Kalender Hijriyah: Kalender Hijriyah atau Kalender Islam adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya.
Setiap jenis kalender diuraikan secara rinci, mencakup asal usul, penggunaan, serta dampaknya terhadap budaya masyarakat yang menggunakannya.
Masih kata Kanjeng Pangeran Norman, yang ada juga Kalender Saka. Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi.
Ini hanya sekadar informasi, tetapi juga sebuah perjalanan melintasi waktu yang menghubungkan kita dengan warisan peradaban manusia. Dengan penyampaian yang menarik dan informatif, Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro berhasil “menghidupkan” kembali sejarah yang mungkin terlupakan.
Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro terus menjelajahi beragam sistem penanggalan yang telah membentuk peradaban manusia dari berbagai belahan dunia denga mengumpu;kan informasi dari berbagai sumber.
Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro, seorang tokoh yang mendalami ilmu pengetahuan dan kebudayaan, dirinya mengatakan, ini bukan hanya sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah perjalanan melintasi berbagai kalender yang telah membentuk peradaban manusia.
“Kalender Yahudi. Kalender Yahudi atau Kalender Ibrani adalah kalender yang digunakan oleh bangsa Yahudi. Kalender ini memiliki 12 bulan, dengan setiap bulannya berjumlah 29 atau 30 hari dan kurang lebih berjumlah 354 hari setiap tahunnya. Kalender Yahudi merupakan kalender tertua yang pernah ditemukan, disebut dengan Sedar Olam, yang dibuat oleh rabi Yosè ben Halafta. Perhitungan kalendar ini didasarkan pada usia orang-orang yang tercatat dalam Alkitab dan 6 hari penciptaan,” terangnya.
Tidak hanya itu, Kanjeng Pangeran juga menggali kekayaan budaya dari kalender lain, seperti Imlek. Menurut dirinya, Imlek atau Kalender Tionghoa menurut legenda, berkembang sejak 3 milenium SM. Diyakini, kalendar Cina sebagai penanggalan yang paling lama masih digunakan di dunia hingga saat ini. Kalendar ini diciptakan Huang Di atau Maharaja Kuning, yang memerintah sekitar 2698-2599 SM. Nama bulan dalam penanggalan Tionghoa yaitu Cia Gwee, Ji Gwee, Sa Gwee, Si Gwee, Go Gwee, Lak Gwee, Cit Gwee, Pe Gwee, Kauw Gwee, Cap Gwee, Cap It Gwee, dan Cap Ji Gwee.
“Ini merupakan informasi yang akan memperkaya pengetahuan Anda tentang peradaban dan kalender yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia, saya kumpulkan dari berbagai sumber,” tutupnya.