Jakarta, – Teater Populer kembali mempersembahkan salah satu karya legendaris, “DAG DIG DUG” karya Putu Wijaya. Drama ini akan dipentaskan di Teater Salihara pada tanggal 25-26 Januari 2025 pukul 19.00 WIB. Drama ini disutradarai oleh Slamet Rahardjo, sosok yang tidak asing lagi di dunia teater Indonesia, Jakarta, Juma’t 17 Januari 2025.
Teater adalah sebuah refleksi kehidupan yang diwujudkan melalui penguasaan akting yang prima, penjiwaan karakter, serta olah vokal dan tubuh yang mumpuni. Pertunjukan yang dihasilkan menjadi sebuah karya seni yang indah di mata para penontonnya.
Slamet Rahardjo, yang dikenal dengan gaya intonasi dialog yang khas dan memikat, kembali memimpin pementasan ini. Keberhasilan Slamet Rahardjo dalam mengarahkan “DAG DIG DUG” pada penghujung tahun 1977 bersama Teater Populer yang dipimpin oleh Teguh Karya, memberikan harapan tinggi bagi pementasan kali ini.
Barisan pemain dalam pementasan 1977, seperti Tuti Indra Malaon, Sutopo HS, Niniek L. Karim, Herman Masduki, Eddy Guci, dan Priyo S. Winardi, menjadi sejarah penting bagi teater Indonesia. Kini, pementasan ini diharapkan bisa mengulang kesuksesan yang sama dengan membawa nuansa dinamis dan penuh makna.
Pementasan ini tidak hanya menawarkan tontonan yang menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk merasakan keindahan drama yang baik dan ideal, yang mampu menyentuh mata dan hati.
Kebanggaan Teater Indonesia
Teater Populer selalu berusaha menjaga kualitas dan kreativitas dalam setiap pementasannya. Dengan kehadiran generasi baru yang tidak kalah berkualitasnya, teater Indonesia terus berkembang dan berinovasi. Pementasan “DAG DIG DUG” kali ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pecinta seni teater di Tanah Air.
Kami mengucapkan selamat dan sukses atas rencana pementasan drama “DAG DIG DUG” yang mengulang sukses pementasan di penghujung tahun 1977. Bravo untuk seluruh tim produksi dan pemain yang telah bekerja keras mewujudkan pertunjukan ini.
Jose Rizal Manua, seorang seniman panggung multi talenta, juga memberikan dukungannya. Jose dikenal sejak pementasan drama “ROMULUS AGUNG” (Teater Ibukota, 1976), karya Friedrich Durrenmatt, terjemahan Jim Lim, yang disutradarai oleh Abdi Wiyono. Ide-ide artistiknya yang brilian selalu memberikan warna tersendiri dalam setiap pementasannya.
Salam sukacita bersama dari pandangan jauh di mata, dalam dingin yang membeku di awal tahun. Terima kasih banyak kepada Jose Rizal Manua yang telah melampirkan respons tulisan pendek saya atas rencana pementasan drama “DAG DIG DUG” dalam rubrik promo di status Anda. Koreksi yang benar, nama Jose Rizal mengawali kalimat berikutnya, sehingga kalimat di paragraf terakhir itu ditutup dengan: “JOSE RIZAL MANUA ADALAH SENIMAN PANGGUNG YANG BRILIAN IDE ARTISTIKNYA.”
COKRO:
Biar bodo, biar edan, yang ngurus senua di sini, siapa? Dibiarkan makin kurang ajar. Siapa yang edan, siapa yang bodo? Maunya saja yang dipakai, bayar juga tidak. Dilayani, ditolong, malah menginjak-injak. Memangnya apa, orang menciri-curi malah dikasih runah, dikasih sawah. Aku saban hari sampai lecet, sampai makan tainya di sini, cuma jadi sasaran!
TEATER POPULER
PENTASKAN :
DAG DIG DUG
KARYA PUTU WIJAYA
SUTRADARA SLAMET RAHARDJO
PRODUKSI TEATER POPULER
TEATER SALIHARA
25-26 JANUARI 2025
PUKUL 19.00 WIB
Teater adalah rekaman kehidupan yang dimainkan aktor2nya lewar pemguasaan akting, menjiwai karakter tokoh, menguasai olah vokal dan olah tubuh yang prima.sehingga menjadi suatu keindahan di mata penontonnya.
Slamet Rahardjo adalah aktor yang menjadi idola bagi banyak pemain teater di masanya dengan menampilkan gaya intonasi berdialog yang sangat elok didengar.
DAG DIG DUG pastilah suatu pertunjukan teater yang dinamis dan penuh makna, tidak kalah dengan pementasan bertajuk yang sama di penghujung tahun 1977, produksi Teater Populer pimpinan Teguh Karya dan disutradarai dan dimainkan oleh Slamet Rahardjo, dengan barisan pemainnya kala itu, Tuti Indra Malaon, Sutopo HS, Niniek L. Karim, Herman Masduki, Eddy.Guci dan Priyo S. Winardi.
Suatu tontonan teater yang membanggakan.
Kita rindu pementasan drama yang baik dan ideal, enak ditonton oleh mata dan hati
Bravo
Selamat dan sukses dengan rencana pementasan drama DAG DIG DUG, karya Putu Wijaya, sutradara Slamet Rahardjo, mengulang sukses Teater Populer untuk pertunjukan yang sama di penghujung tahun1977, dengan sutradara Slamet Rahardjo, dimainkan oleh Slamet Rahardjo, Tuti Indra Malaon, Sutopo HS, Niniek L. Karim, Herman Masduki, Eddy Guci dan Priyo S. Winardi.
Teater takkan pernah kehilangan makna kreativitasnya sampai kapanpun juga dengan lahirnya generasi baru teater yang tak kalah kwalitasnya dengan generasi sebelumnya.
Bravo Jose Rizal Manua, sahabat FB, sahabat lama dunia teater sejak pementasan drama ROMULUS AGUNG (Teater Ibukota, 1976), karya Friedrich Durrenmatt, terjemahan Jim Lim, sutradara Abdi Wiyono, seniman panggung multi talenta yang brilian ide artistiknya.
Salam sukacita bersama, dari pandangan jauh di mata, dalam dingin yang membeku di awal tahun. (Emanuel Lie Ping)
Terima kasih banyak Jose Rizal Manua telah melampirkan respons tulisan pendek saya atas rencana pementasan drama DAG DIG DUG dalam rubrik promo di status Anda.
Hanya ada kalimat yang terputus di akhir tulisan, karena nama Jose Rizal hilang setelah kalimat “sejak pementasan drama ROMULUS AGUNG (Teater Ibukota, 1976), karya Friedrich Durrenmatt, terjemahan Jim Lim, sutradara Abdi Wiyono”, sampai sini titik saja.
Koreksi yang benar, nama Jose mengawali kalimat berikutnya, sehingga kalimat di paragraf terakhir itu ditutup dengan
“JOSE RIZAL MANUA ADALAH SENIMAN PANGGUNG YANG BRILIAN IDE ARTISTIKNYA”.
Sekedar melengkapi dan meluruskan makna kalimatnya saja.
Bravo, dalam dingin yang membeku di awal tahun.