Sukabumi – Tahun 2024 akan diakhiri dengan sebuah karya yang penuh emosi dan refleksi Om Zen, dirinya menuliskan Puisi “Senyumku di Akhir Tahun 2024″. Dalam puisi yang menyentuh hati ini, Om Zen mengajak kita untuk merenungkan perjalanan hidup yang penuh liku, kesedihan, dan pada akhirnya, harapan, 30 Desmber 2024.
Menurut Om Zen, “Puisi adalah jendela jiwa, dan juga lorong pemikiran tempat di mana kita dapat mencurahkan segala rasa yang terpendam.” Dalam karyanya yang tulus, ia menciptakan gambaran mendalam tentang perasaan sakit akibat pengkhianatan, tetapi juga memberi kita pelajaran berharga tentang penerimaan dan kebangkitan.
Dalam bait-bait yang menyayat hati, kita diajak menyelami perasaan sakit yang dialami seseorang yang dikhianati, namun diakhiri dengan ajakan untuk tersenyum dan melanjutkan hidup. “Sakit; Seperti tertusuk tulang iga,” ungkapnya, menggambarkan betapa dalamnya luka yang dirasakan. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, Om Zen menegaskan pentingnya untuk tidak terus berkeluh kesah: “Tidak ada gunanya berkeluh kesah, Wajahmu hanya akan semakin basah.”
Dengan semangat baru, ia mengajak kita untuk menanam kembali harapan dan mewarnai kehidupan kita, meski dengan segala keterbatasan yang ada. “Sekarang giliranmu, Maukah kau tersenyum sejak hari ini?” menjadi panggilan yang kuat bagi setiap pembaca untuk bangkit dan menemukan kebahagiaan di tengah kesulitan.
“Senyumku di Akhir Tahun 2024” bukan sekadar puisi, tetapi sebuah perjalanan emosional yang akan menginspirasi kita semua untuk melihat keindahan dalam setiap momen dan tetap tersenyum meskipun dunia kadang terasa kelam.
“Mari temukan kembali kekuatan dalam senyuman. Wasalam, dari Parungkuda Sukabumi,” tutup Om Zen pagi ini kepada Matasosial.